Remukan Peyek

bertahanku ini,, layak bagai terkaman jari-jari singa kuat tak terkendali aku tak mengharap cintamu kan datang padaku hanya menggenggam cintamu sudahlah bagai besarnya karunia-Nya tapi aku tak sangkal, bahwa cintaku tetap padamu jiwaku telah lunglai tak sigrak seperti dulu hatiku rubuh tak setegap dulu mataku telah buram tak setajam dulu perasaanku kuat padamu entah,, tak satupun kecuali engkau perasaanku tutup tak mau aku melihat,, tak mau aku memilah sulitlah bagiku menemukan menemukan kumbang yang layak untuk bunga kumbang yang senatiasa hanya setia pada 1 bunga kapan engkau mengerti??

meraba malam tak terasa dingin menyeruap sekujur sendi bintang tak ada tak menentu peramal tak bisa menjawab "kamu,,," ucap peramal peramal hanya memandang kabur berdiri tegang seakan ujung banyak duri yang berjalan gugup tak berdaya lunglai pucat pasi serasa tak ada masa depan pandangannya kosong jauh ke depan

dimana hati ARJUNA?? belum kudapat,, masih jauhkah?? atau sudah dekat tapi aku tak merasa?? dimana arjuna?? memang aku,,titisan sumbadra tak usah kau takutkan lagi tentang kesetiaanku sudahlah jelas nampak aku yang ada di sana ujung jauh,,, tak akan lelah berubah mati rasa aku ini hanya kebutaan cintaku kuat,,tak lemah seperti dulu perasaanku tangguh,,tak leyot seperti dulu secarik selendang untukmu arjunaku dari sumbadra yang benar kekalinganing katresnan adi luhur,,setya kinasih dari sumbadra yang mencoba membau dan merasakan tak berguna pengorbananmu untuknya tak ada,, dan tak akan pernah bisa

DEWI SUMBADRA atau Dewi Sumbadra (pedalangan Jawa), dikenal pula dengan nama Dewi Mrenges, Dewi Rara Ireng, Dewi Bratajaya dan Dewi Kendengpamali. Ia adalah putri Prabu Basudewa, raja negara Mandura dari permaisuri Dewi Rohini/Dewi Badrahini. Dewi Sumbadra mempunyai 4 orang saudara lain ibu, yaitu; Kakrasana dan Narayana dari Dewi Mahindra/Maerah (Ped.Jawa), Kangsa, dari Ibu Dewi Mahira/Maekah — (Kangsa sebenarnya putra Dewi Mahira dengan raksasa Gorawangsa yang menyaru/beralih rupa menjadi Prabu Basudewa palsu dan bermain asmara dengan Dewi Mahira), Udawa, dari ibu Ken Sagupi, seorang swaraswati Keraton Mandura. Dewi Sumbadra diyakini sebagai titisan Bathari Sri Widowati, istri Bathara Wisnu. Ia mempunyai watak; setia, murah hati, baik budi, sabar dan jatmika (selalu dengan sopan santun), menarik hati/merakati dan mudah tersinggung. Sumbadra menikah dengan Raden Arjuna, satria Pandawa putra Prabu Pandu, raja negara Astina dengan Dewi Kunti, dan dikaruni

seseorang yang menatap aku beda,,^.^ terus aku genggam dirimu karna kamu yang aku inginkan bukan yang lain karna kamu yang menyadarkan aku pada kehidupan pada arti cinta pada arti kesetiaan tapi aku malu,, karna memilikimu itu akan menyakitimu tapi memilikimu itu bukan salah,,, karna tak ada yang salah pada cinta,, kapan kau membalas rasaku ini,, karna tak perlu kau tutupi lagi aku sudah tau yang sesungguhnya tentang perasaanmu tentang rasamu padaku tapi aku tau apa yang kamu ragukan dan menyerahkah kau?? apakah kau akan berkorban?? taukah kau pengorbananmu itu hanya membuat aku, dan dia terluka karna dipaksapun AKU TAK LAGI MENCINTAINYA

Assalamu'alaikum Wr. Wb :)) Saya akan bercerita tentang pengalaman saya. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca semua. Sejak kecil memang saya sudah dikenalkan siapa Tuhan saya dan yang menciptakan semua dan Yang Maha Segala-galanya. Dan dikenalkan apakah islam itu. Tetapi saya masih penasaran. Yang ada di benak saya, Siapa sih Tuhan itu?? dengan segala hasrat yang sangat tinggi sekali untuk mencari dan membuktikan adanya Tuhan. Sampai akhirnya saya sudah baligh dan duduk di bangku SMP. Saya cewek yang suka sekali membuktikan apa-apa di pelajaran agama islam, untuk membuktikan adanya Tuhan. Dan itu sering sekali saya lakukan. Pada suatu hari SMP saya mengadakan study tour di Jogja. Tiba-tiba saya penasaran tentang pernyataan yang dinyatakan di buku agama islam. Bahwa "Doa yang mudah dikabulkan oleh Allah adalah doa para duafa, anak yatim, orang yang teraniaya, dan apa lagi saya lupa. hehe,,," dan mudah sekali diijabahi Allah SWT. Tak sengaja pulang dari study tour, di deka