Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Pray for Merbabu

Kawan, alam kita rusak semalam. Gunung kita, bukan gunungmu atau gunungku. Habis dilahap api. Aku sangat prihatin dengan keadaan genting semalam, walaupun aku bingung harus bersikap bagaimana. Orang-orang yang mengaku mencintai alam, malah saling menyalahkan. Jelas, orang-orang yang belum pernah sama sekali menginjakkan kaki ke gunung menyalahkan orang-orang yang pernah menginjakkan kakinya ke gunung. Ini bukan masalah siapa yang mencintai alam kan? Bukankah komponen udara terbesar kita berasal dari gunung yang notabene terdapat flora-flora segar atau dari hutan tropis yang tak terjamah karbon monoksida? Bukankah air-air bersih justru berasal dari pegunungan? Aku tidak tahu menahu persis tentang fungsi gunung selain mencoba untuk berpikir secara pragmatis dan berpikir lebih sederhana tentangnya. Bukankah tanah gunung lebih subur untuk ditanami flora yang memiliki bermacam-macam spesies langka yang sulit didapatkan di dataran rendah? (catatan untuk suhu ekstrim). Bukankah banyak obat-o

theory of everything (KW sekian)

Dulu, aku pernah bercita-cita ingin menjadi seorang astronom. Menemukan bintang terbesar di luasnya jagad raya, menjinjing teleskop sederhana ke tengah kuburan atau jika memungkinkan akan kubawa teleskopku naik ke dataran tinggi (aku lebih mengenal puncak gunung akhir-akhir ini). Tapi aku sadar, bintang terbesar di taraf jagad raya adalah relatif karena jagad raya selalu mengembang. Luas jagad raya sama tak terhingganya dengan hitungan angka. Mendengar teori nebula, perhitungan dengan rumus hubble dan beberapa hukum keppler. Pun sekelebat hukum relativitas einstein yang turut menginspirasi stephen hawking dalam pengembangan teori jagad raya yang mengembang. Aku kira kapasitas otak manusia lebih tak terhingga daripada luas tata surya. Beberapa hari ini aku kembali mengheningkan ingatanku dan mengkorelasikannya dalam struktur yang lebih mikro dan rumit, yaitu pola pikir manusia. Ketika luas tata surya lebih kecil sama dengan kapasitas perasaan manusia dan luas jagad raya sama tak terhin
Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami? Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan sebaliknya kehilangan banyak pula saat menemukan? Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas yang seharusnya suci dan tak menuntut apapun? Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja (Tereliye dalam "Rindu")

Ikhlas salikh..how awesome anagram!!

Didalam sebuah kesabaran pasti ada sesuatu yang Allah simpan dengan baik, hingga hambanya sudah siap untuk menghadapi hal tersebut. Saya sendiri percaya,bahwa di dunia ini tidak ada orang ikhlas. Hanya ada sabar sebagai jembatan ikhlas. Mungkin kesabaran juga merupakan sebuah space yang Allah berikan untuk sejenak mengisi amunisi. Hingga akhirnya datang dengan hasil yang memuaskan dan membahagiakan. Mungkin itu adalah bagian ketika Allah sudah meluluskan ujian kesabaran itu hingga naik kelas dan memberikan pelajaran yang lebih berat, karena Allah rasa kita sudah mampu untuk menghadapinya dan menyelesaikan ujian tersebut dengan rapi. Yah paling tidak itulah sedikit gambaran tentang kesabaran. Allah Maha Tahu bagaimana skill kita dan tidak pernah Allah memberikan kesulitan diluar batas kemampuan kita untuk menyelesaikannya. Semua sudah mempunyai porsi sendiri-sendiri lah... Ada porsi ketika bayi sulit untuk berbicara dan hanya bisa menangis kehausan meminta susu, seorang anak yang kesul

Perempuan Harus Bekerja (?)

Nah, ini topik hangat yang tak boleh tersingkir untuk dibahas. Mengapa perempuan harus bekerja ketika kelak ia menikah? Beberapa calon suami atau suami itu sendiri banyak yang menginginkan istrinya tetap di rumah dan memegang kendali penuh sebagai sekretaris sekaligus bendahara rumah tangga (ibu rumah tangga). Kesepakatan ini diharamkan ketika hanya bertujuan untuk tujuan pribadi dan mendzolimi yang lain (eh, kok langsung menghakimi "haram" emang aku siapah?? T.T) ketika memang suatu kesepakatan tidak menjadikan yang lain baik atau salah satu dirugikan atas kesepakatan tersebut maka kesepakatan itu sangat mendzolimi hehe..Tapi tidak sepenuhnya seperti itu. Banyak laki-laki yang masih berpendapat seperti itu karena ingin melindungi sang istri dari fitnah luar, takut istrinya kecapekan kalo harus bekerja luar dan dalam atau takut istrinya tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban pelayanan terbaik di rumah. Saya pribadi adalah salah satu yang ingin bekerja saja ketika menikah. Beri

Kenangan bagian dari sejarah..save it well gaess

Sangat tidak bijak sekali ketika aku membungkam kenangan-kenangan silam yang toh mereka juga punya hak untuk bicara. Walaupun mereka seenaknya nyerocos soal sejarah-sejarah masa lalu yang notebene banyak yang menyakitkan dan tidak enak didengarkan telinga, nyatanya mereka juga ada di garda pinggiran ketika mimpi, ikhtiar dan doa (yang ada di garda terdepan) mulai menggiring si empu untuk berperang di medan peperangan. Ayolah, membuat sejarah juga tak mudah bung. Sejarah hanya akan dituliskan oleh orang yang menang. Mereka yang menang berhak untuk menghapuskan sejarah-sejarah orang yang terkalahkan. Bukankah bicara soal kenangan, nyatanya tak lepas dari sejarah juga kan? Orang-orang yang dekat mengenalku, berpikir bahwa aku memiliki pola pikir yang sulit. Mengakibatkan sifatku yang terlalu keras dan egois. Beberapa sahabat, teman dekat, pacar dan mantan pacar memberikan testimoni yang sama bahwa aku adalah pribadi yang sangat keras dan egois. Ada beberapa hal yang melatar belakangi pe

kapan nikah?? udah wisuda??

Hallo agustus...idhul fitri, baru beberapa minggu selesai. tapi bulan ini masih termasuk bulan syawal loh. Well, pertanyaan yang paling greget dan mulai menimbulkan sensitivitas luar biasa adalah 1. Kapan nikah? ya, bagi yang udah nikah sih pertanyaan ini bukan pertanyaan yang sensitif ya. Secara kalo ditanya langsung bisa jawab "kan udah nikah kemarin..blablabla". Nah, kalo yg ditanya sejenis mahasiswa labil semester tua yang sukanya galau memikirkan calon mantu yang baik buat orang tuanya kan bisa gawat. Ibarat gak ada ujan, gak ada angin tiba-tiba langsung bledeg terus turun ujannya kayak digebyur air 2 ember sekaligus dari atas. Nikah, yaps. Jujur, aku sendiri juga lagi pengen nikah muda hehe (tapi sama siapahh??? T.T) Ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan ini itu sebelum memutuskan menikah. Jadi, tidak hanya bayangan enaknya aja ketika menikah tapi nggak enaknya juga perlu dipikirkan loh. Enaknya menikah sih, (apalagi nikah muda) ya kemana2 ada orang yang d