Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

SEJUTA DATA BUDAYA

Tingkat diversitas kebudayaan Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Sayangnya, hal ini juga menjadikannya sangat rentan untuk mengalami kepunahan seandainya tidak ada mekanisme yang dapat mendukung dalam konservasi. Belum lagi masalah klaim budaya yang merupakan akibat dari minimnya proteksi terhadap elemen kebudayaan. Proteksi dan konservasi tidak dapat dilaksanakan seandainya tidak ada informasi atau data tentang budaya. Sejuta Data Budaya (SDB) adalah sebuah gerakan yang dilandasi kesadaran akan perlunya sebuah pendataan terhadap elemen kebudayaan yang ada di Indonesia. Situs www.budaya-indonesia.org diperuntukkan bagi dan menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia sebagai media untuk menggali, mengapresiasi, dan menjaga ketahanan kebudayaan tradisional Indonesia secara tidak tradisional ( preserving traditional culture untraditionally ). Manfaat Selain untuk mencapai pendataan budaya, gerakan Sejuta Data Budaya juga memiliki misi sebagai berikut:
lain kali, jika aku bertemu dengan orang lain sepertimu, aku tak akan lagi membuang no.handphonnya begitu saja lain kali, jika aku menerima sms dari orang itu, aku akan menanyainya apakah dia laki-laki atau perempuan lain kali, jika aku bertemu dengannya, aku tak akan memanggilnya mbak atau sejenisnya lain kali, jika aku ikut dalam pelatihannya,aku akan membawa selimut sendiri agar dia tak menawarkanku selimut lain kali, aku akan duduk di bus bagian paling belakang, agar dia tidak ada tempat untuk mendekatiku lain kali, jika dia selalu ada, aku tak akan menggenggam hatinya terlalu erat lain kali, akan kurumitkan tulisanku agar tak ada lagi yang membaca kepribadianku lewat tulisanku lain kali, jika dia memberi motivasi padaku, aku akan menyaringnya dan tak akan kuterima semua lain kali, akan kuberikan dia roti bukan coklat lain kali, aku tak akan melambaikan tanganku bila bertemu dengannya lain kali, aku akan pasang mata jeliku untuk mengenal siapa dirinya lain kali, aku te
Ketika karya telah berhenti di tengah jalan, tak tau akan dibawa kemana semua karya ini. Pengikraran terhadap suatu karya memang sulit, blog yang sudah lama dibuat -kira-kira tahun 2010- pun berhenti tanpa pengelolaan sedikitpun. Seharusnya lapag ini dapat dimanfaatkan untuk suatu karya yang agung. Tetapi ini terlalu sulit. Banyak faktor tentunya, salah satunya tata cara dan biaya untuk online. Tetapi sebagai mahasiswa kesulitan adalah sebuah rintangan yang diibaratkan adalah cipratan minyak dalam suatu penggorengan yang nikmat. Yah, memang sekarang berbeda, inilah proses metamorfosis. Sejenak memang menyadari bahwa ini adalah dunia mahasiswa. Dunia perjuangan yang penuh dengan karya yang bermanfaat dan agung tentunya. Dimana karya bukan lagi sekedar angan-angan dan cita, tetapi suatu usaha untuk bukti realisasi terhadap karya. Bukan sekedar membuat hipotesis yang mengada-ada tetapi perlu adanya suatu eksperimen mendalam. Tetapi terkadang bingung dengan identitas diri sebagai mahasiswa