Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Kamu Selalu Menyebalkan, Tapi Saya Suka

Selamat malam kamu yang saya tak pernah ingin tau seberapa berharganya kamu untuk saya.. Biarlah perasaan ini menetap untuk kamu. Untuk seseorang yang tidak pernah tau, seberapa sering saya mencuri tatapannya. Untuk seseorang yang tidak pernah tau, seberapa sering saya bercerita dengan Tuhan tentangnya. Kamu, saya pikir kamu juga tak perlu tau soal perasaan saya yang mendalam. Saya harus merahasiakannya darimu dan dari semua orang, tapi saya tak bisa merahasiakan perasaan saya terhadapmu pada Tuhan. Kamu tidak pernah tau, betapa saya sangat gugup dan pucat pasi sembari membacakan doa tanpa henti saat menemanimu mempertanggung jawabkan hasil penelitianmu di depan penguji. Kamu tidak pernah tau, betapa bahagianya saya ketika mendengarkan namamu yang bergelar sarjana dipanggil melalui microphone saat wisuda oleh MC wisuda. Karena saya cengeng, saya menangis sendiri di luar gerbang dan memastikan bahwa itu adalah benar-benar namamu yang telah berhasil melewati bangku kuliah. Saya segera

Bau Hujan Selalu Membawa Syahdu

selamat datang kembali hujan :) Aura hujan memang membuat orang selalu dalam keadaan syahdu. Rintik airnya adalah nikmat Tuhan tiada banding. Turunnya hujan seolah merupakan penghibur Tuhan sebagai pereda keresahan. Tentang saya, kamu, dia atau mereka orang-orang terdekat kita yang menjelma dalam kenangan. Saya tidak tahu rasanya mejadi orang tua yang sedang bekerja diluar dalam keadaan hujan, bahkan keringat (tanda kerja keras) mereka pun terkamuflase oleh hujan. Seorang kekasih yang menangis karena kecewa, mungkin sedang menangis diluar sana dengan uraian air mata yang terkamuflase oleh air hujan juga. Teman-teman saya mungkin sedang semangat belajar dibawah suara hujan yang syahdu. Memang benar, hujan selalu saja syahdu. Jika bercerita tentang hujan, saya selalu teringat kejadian 17 tahun silam ketika ibu membawa saya berpisah dengan bapak dalam keadaan hujan, saya merangkul erat pinggang ibu saat kami sedang melakukan perjalanan senja melalui lereng gunung lawu. Ibu selalu menyu

AKU KAU

Selamat malam kamu yang (entah) mungkin sejak setahun silam tertanam di alam bawah sadar saya.. Wanita suka menghitung hari dan saya memperkirakan hubungan kita telah terpelihara selama lebih dari 370 hari sejak saya pertama kali mengenalmu di watu gajah. Beberapa bulan yang lalu memang saya tidak bisa mengendalikan diri saya, hingga mungkin kamu hampir pergi dari pelukan saya. Dulu, hati saya tidak pernah dan bahkan tidak bisa mentolerir masa lalumu ataupun sifat-sifatmu yang menyebalkan. Bahkan hingga sekarang saya masih menganggap kamu sebagai orang tersulit yang pernah saya kenal. Tidak ada alasan mengapa saya masih bertahan dengan sifat-sifat sulitmu hingga sekarang. Saya tidak habis pikir, bagaimana bisa saya bertahan dengan orang sesulit kamu selama ini? bahkan saya seperti memakai sepatu sama kirinya ketika berjalan beriringan denganmu. Saya selalu senang ketika mencuri tatapanmu, bahkan saya tak pernah memperhatikan gadget saya ketika kamu meluangkan waktu untuk saya. Saya