Aku jadi bingung soal timeline media sosial yang penuh dengan 2 topik itu. Mauku nonton Dilan di bioskop, kok sepertinya terlalu hedonisme dan dianggap tak bisa mencium keringat rakyat. Mauku ikut ke Asmat tapi target kuliah kok semakin menyeramkan daripada ditinggal mantan nikah. Demam Dilanku semenjak setahun yang lalu tak kunjung reda dan semakin menjadi-jadi setelah penayangan filmnya di bioskop. Buku Dilan kesayanganku yang sudah setahun teronggok seperti mayat disudut rak buku terpaksa kuikhlaskan masuk kedalam daftar antrian pinjaman. “Ikhlas dipinjemin jangan? Pemberian mantan soalnya, bonus puisi mantan juga. Sayang...” Bisa dibayangkan sendiri gimana perasaanmu nonton Dilan sambil mikirin mantan yang ngasih buku Dilan. Sedangkan ditengah-tengah hebohnya netijen atas meme-meme sepikan Dilan, timbullah isu kartu kuning yang sebetulnya dengarku juga dari teman-temanku saat diskusi ditengah-tengah perkuliahan. Dan beberapa hari kemudian, aku baru tahu kalo suara maha
"far far away, when men were still man, woman were still virgins and sex was still sexy. There lived beautiful maiden who wished marry for love"