Selamat malam hujan.. :) Saya kira malam ini saya akan mengijinkan pikiran dan tangan saya bersinkronisasi untuk sejenak terjebak dalam nostalgia cerita SMA. Sebuah kisah tentang pandangan mata seorang perempuan yang entah kapan akan terbalaskan. Indahnya sebuah penantian cinta yang bertepuk sebelah tangan. Atau sebuah curian pandang yang tersimpan rapat yang bahkan malaikat luput mencatatnya. Sebuah perasaan yang diciptakan dari sebuah prasangka. Bagai seorang perempuan hamba sahaya yang senantiasa menjaga bunga yang ia inginkan untuk mekar. Hamba sahaya menginginkan bunga itu mekar, bukan atas ketidaksengajaan bunga itu mekar. Kehendak untuk memupuk dan menyiraminya, doa yang ia panjatkan untuknya pada Tuhan. Oh, kisah yang malang. Waktu selalu menyetarakan dirinya dengan tuhan. Atau, apakah waktu (mungkin) adalah Tuhan dalam bentuk nyata? Tuhan tidak pernah memberikan bocoran takdir pada hambaNya. Dia menyimpannya erat, hingga manusia tak mampu menebaknya. Tuhan selalu bercanda pa
"far far away, when men were still man, woman were still virgins and sex was still sexy. There lived beautiful maiden who wished marry for love"