Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015
Selamat malam hujan.. :) Saya kira malam ini saya akan mengijinkan pikiran dan tangan saya bersinkronisasi untuk sejenak terjebak dalam nostalgia cerita SMA. Sebuah kisah tentang pandangan mata seorang perempuan yang entah kapan akan terbalaskan. Indahnya sebuah penantian cinta yang bertepuk sebelah tangan. Atau sebuah curian pandang yang tersimpan rapat yang bahkan malaikat luput mencatatnya. Sebuah perasaan yang diciptakan dari sebuah prasangka. Bagai seorang perempuan hamba sahaya yang senantiasa menjaga bunga yang ia inginkan untuk mekar. Hamba sahaya menginginkan bunga itu mekar, bukan atas ketidaksengajaan bunga itu mekar. Kehendak untuk memupuk dan menyiraminya, doa yang ia panjatkan untuknya pada Tuhan. Oh, kisah yang malang. Waktu selalu menyetarakan dirinya dengan tuhan. Atau, apakah waktu (mungkin) adalah  Tuhan dalam bentuk nyata? Tuhan tidak pernah memberikan bocoran takdir pada hambaNya. Dia menyimpannya erat, hingga manusia tak mampu menebaknya. Tuhan selalu bercanda pa

Sebuah Pengantar (Wanita di Persimpangan Era Post Modern)

Jantung saya pagi ini berdetak lebih kencang daripada pagi-pagi saya sebelumnya. Novel Nawal El-Saadawi menari-nari dengan asyiknya dalam tidur saya semalam, kebencian tokoh-tokoh imajinatifnya terhadap lelaki mewarnai dunia fantasi saya akhir-akhir ini. Saya tidak menaruh dendam terhadap para lelaki, tetapi saya sudah memutuskan untuk mengubur hati saya dengan rapi. Saya harus memutuskan, apakah nanti saya akan menikah dengan cinta, atau tanpa cinta. Saya semakin terdesak dengan kehidupan-kehidupan abnormal pasca pasutri menikah. Karena ibu saya seorang bidan, maka saya sering menguping tentang permasalahan-permasalahan perempuan yang dihadapi oleh pasien ibu. Beberapa waktu lalu, suami pasien ibu yang mengidap AIDS telah meninggalkan dunia ini. Ia meninggalkan penyakit tersebut sebagai hadiah pernikahan untuk istrinya, dan saya kira mungkin ia sangat bersyukur karena segera dipanggil Tuhan. Karena panggilan Tuhan itu, ia juga mewariskan cemoohan tetangga kepada istrinya. Beberapa pe

SURAT DARI SAYA

“Saya tidak pernah menyesal dengan keputusan-keputusan yang sudah saya ambil, walaupun beberapa hasil keputusan yang sudah saya perjuangkan tidak berpihak kepada saya” Ini bukan masalah sulit atau mudah, tetapi tentang sebuah tantangan. Ibarat seorang penjudi ulung yang berani bertaruh sebanyak-banyaknya uang yang ia punya. Ini bukan sebuah probabilitas, tetapi tentang trik dan strategi. Ingat, penjudi ulung! Bukan penjudi abal-abal yang hanya dibutakan oleh ambisi menang dan harta. Penjudi ulung mempertahankan kehormatannya diatas meja judi, ia lebih tertarik tentang proses dan kemenangan cerdiknya.   Lantas apakah ia selalu menang? Tidak. Ada saatnya ketika ia luput dan kalah. Tapi apa yang ia lakukan? Ia hanya tertawa, tentu saja mentertawakan seberapa kadaluarsanya trik yang ia gunakan. Tujuh tahun lamanya, saya harus membentuk karakter NININ. Mengubahnya agar tidak selalu tertindas dan diam memendam konflik batin. Agar tidak selalu menunduk dan hanya berbicara seadanya “ya”

Estetika Tuhan

"Ayo kanca, pada anyengkuyung program kang tinata nuju karta raharja..kanthi bareng maju HOLOBIS KUNTUL BARIS!!" Sebuah kutipan syair yang pernah saya persembahkan untuk ibu pertiwi melalui radio RRI beberapa tahun yang lalu. Hampir dua tahun ini, saya luput mengikuti perkembangan laras pelog seni budaya Indonesia. Saya tidak terlalu fanatik untuk mengikuti perkembangan seni, tetapi ketika sebuah kebiasaan sudah mulai luntur seolah-olah saya seperti kehilangan sesuatu di diri saya. Tapi saya sadar, walaupun mata haruslah luas memandang dunia maka saat ini mata saya harus lurus memandang ke depan. Saya harus konsisten dengan cabang ilmu yang sudah saya ambil. Saya harus bisa menyelesaikannya agar dapat mulai dikembangkan dan diimplementasikan ilmunya. Tetapi cabang ilmu seni tidak boleh saya tinggalkan. Saya berusaha untuk memandang seni dari sudut pandang yang berbeda. Estetika merupakan mata seni yang telah Tuhan berikan untuk manusia. Saya memandang Tuhan sebagai pusat s

Sebuah kelahiran (part 2)

"Wahai anakku! laksanakanlah sholat dan suruhlah manusia berbuat yang makruf dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting" (QS Luqman; 17) Saya pernah bertanya kepada ibu, surat apa yang paling beliau sukai. Saya sangat ingat, beliau selalu mengingatkan saya dengan gaya persis seperti Lukman mengingatkan kebaikan kepada anaknya. "Ibu suka dengan surat Luqman ayat 17 nduk.. ". Pertanyaan tentang seberapa sejati beliau menjadi ibu, mungkin itu adalah pertanyaan mutlak sepanjang massa. Saya sangat ingat ketika beliau mengajarkan sholat kepada saya. Rumah kami yang bertegel tanah memaksa kami untuk selalu sholat diatas ranjang tempat tidur. Tapi saya senang, karena sekitar umur 4 tahun saya memiliki mukena baru untuk dikenakan sholat berjamaah dengan ibu. Saya selalu mengajak bicara ibu saat sholat dan tertawa mengajak senda gurau ketika sedang khusyuknya beli

Sebuah Kelahiran (part 1)

"Kembalilah pulang jika semangatmu telah hilang.." Memandang wajah ibu dan bapak di rumah merupakan salah satu bentuk rasa syukur yang paling sederhana. Saya selalu melankolis jika berbicara dengan ibu saya, walaupun kami adalah wanita keras kepala di rumah, tetapi saya tetap kalah suara dengan ibu saya (suara beliau memang sangat lantang untuk seukuran wanita paruh baya). Saya memang jarang menghidupkan gadget saya di rumah. Pun, saya tidak membawa tugas-tugas kuliah untuk dibawa pulang. Saya lebih senang berbincang dengan orang tua saya dan kadang mereka sering melimpahkan kekesalan mereka kepada saya. Saya maklum, karena sudah sekitar tujuh tahun saya jauh dari mereka (menengok mereka di rumah hanya saya usahakan seminggu sekali).  Selama saya sekolah, ibu selalu tidur di kamar saya. Pun ketika saya pulang, beliau memilih tidur dengan saya daripada dengan bapak. Ibu selalu menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan berdua dengan saya ketika saya pulang ke rumah. Hampir

Untukmu yang Telah MATI

Tuhan dalam firmanNya tertuang dalam Al-Qur'an dan kitab-kitab sebelumnya, telah memberikan simbolik cerita roman melalui Adam dan Hawa. Sebuah pentagram merupakan simbolis dari keseimbangan antara piala dan pedang. Filosofi yang menggambarkan hakikat seorang laki-laki yang memiliki sifat donatur dan wanita yang cenderung sebagai resipien. Sama halnya dengan rose yang dikenal sebagai bunga mawar. Merupakan anagram dari eros yang berarti dewa cinta dalam mitologi Yunani yang berpasangan dengan dewi isis. Pola pikir yang tidak bisa terlepas satu sama lain. Mitologi China yang dikenal sebagai yin dan yang. Dalam permainan bahasa Indonesia, bahkan "aku" merupakan anagram dari "kau" dalam proses menuju "kua". Pada proses metabolisme obat dalam tubuh, obat hanya bisa berikatan dengan reseptornya sehingga obat dapat bekerja efektif di dalam tubuh. Cerita roman antara obat dan reseptor? Saya kira, reseptor akan bersaing dengan protein pengikat untuk mengikat

Man Like as Effervescent

"Ketika datang seorang lelaki menawarkan hatinya sebagai obat, maka wanita tersebut harus aware bahwa obat merupakan kamuflase dari racun. Ketika obat memenuhi jendela terapi, maka obat tersebut tidak menimbulkan luka dan bersifat menyembuhkan serta kenaikan kualitas hidup sedangkan jika obat telah melewati batas toksik minimal, maka resiko akan terjadi timbulnya efek samping luka yang tidak akan bisa sembuh kecuali dengan rehabilitasi khusus atau kemungkinan untuk mengkonsumsi obat lain dengan faktor resiko luka yang sama". Bayangan rasa sakit ketika menjalin hubungan khusus dengan seorang lelaki masih terpampang nyata. Perceraian, perpisahan, pengkhianatan, perselingkuhan, ketidakpastian yang melatarbelakangi cermin kehidupan saya. Membuat saya enggan untuk mengenal lelaki untuk kesekian kali. Bagaimanapun perpisahan itu nyata dan angka ketidakpastian masih menjadi bahan diskusi hangat di kelas fisika. Betapa seorang wanita menggunakan hormon oksitosinnya secara maksimal h

Renungan G30 September 2015

Selamat hari rabu.. Selama hidup saya, hanya beberapa orang yang sering memanggil saya dengan prefiks nama panjang saya. Ibu saya, sahabat-sahabat saya dan dosen pembimbing saya. Ibu saya, jelas karena beliau yang memberi nama untuk saya. Sebenarnya saya ingin menceritakan kekaguman saya terhadap dosen pembimbing saya. Beliau adalah sosok intelektualis muda yang menuntut kesempurnaan di setiap pekerjaan dengan sifat beliau yang humble dan fleksibel. Sebenarnya saya seorang yang sangat tidak disiplin dalam segala bidang. Dari mulai malas mencuci baju, membersihkan kamar, tidak pernah tepat waktu dan selalu menyepelekan segala hal. Saya sudah merasakan akibat dari perilaku manajemen diri saya yang notabene sangat buruk dan not recommended untuk dijadikan istri idaman dalam waktu dekat ini (hahaha). Awal saya bertemu dengan dosen pembimbing saya, adalah awal yang sangat memberikan kesan yang tidak pernah saya lupakan untuk bangkit dari kegagalan dan merubah sifat apatis terhadap diri

Sejarah Perempuan

Hallo selamat bermalam minggu pembaca dan para blogger... Ini bukan tulisan ilmiah atau pemikiran ilmiah, karena yang seringkali saya tulis merupakan manifestasi pemikiran empirik saja. Jadi saya hanya menuangkan tulisan dengan pemikiran logis saya. Kebenaran memang relatif jika pemikiran hanya tertuang sebatas logika tanpa pemikiran ilmiah. Jadi mungkin jatuhnya, saya malah curhat atau berusaha memberikan tulisan yang berbobot tetapi cenderung bersifat subyektif. Satu topik yang sangat saya apresiasi luar biasa hingga detik ini adalah tentang betapa menariknya pesona seorang wanita. Wanita dalam bahasa sanskerta berarti indah. Saya kira, pernyataan ini sudah cukup mendeskripsikan estetika seorang wanita. Keindahan dari seorang wanita adalah keindahan itu sendiri. Deskripsi subyektif saya tentang wanita adalah wanita berasal dari wani dan tata. Wani yang berarti berani dan tata yang berarti tertata. Jadi bagaimanapun, keberanian seorang wanita harus berdasarkan suatu hal yang rapi

Pray for Merbabu

Kawan, alam kita rusak semalam. Gunung kita, bukan gunungmu atau gunungku. Habis dilahap api. Aku sangat prihatin dengan keadaan genting semalam, walaupun aku bingung harus bersikap bagaimana. Orang-orang yang mengaku mencintai alam, malah saling menyalahkan. Jelas, orang-orang yang belum pernah sama sekali menginjakkan kaki ke gunung menyalahkan orang-orang yang pernah menginjakkan kakinya ke gunung. Ini bukan masalah siapa yang mencintai alam kan? Bukankah komponen udara terbesar kita berasal dari gunung yang notabene terdapat flora-flora segar atau dari hutan tropis yang tak terjamah karbon monoksida? Bukankah air-air bersih justru berasal dari pegunungan? Aku tidak tahu menahu persis tentang fungsi gunung selain mencoba untuk berpikir secara pragmatis dan berpikir lebih sederhana tentangnya. Bukankah tanah gunung lebih subur untuk ditanami flora yang memiliki bermacam-macam spesies langka yang sulit didapatkan di dataran rendah? (catatan untuk suhu ekstrim). Bukankah banyak obat-o

theory of everything (KW sekian)

Dulu, aku pernah bercita-cita ingin menjadi seorang astronom. Menemukan bintang terbesar di luasnya jagad raya, menjinjing teleskop sederhana ke tengah kuburan atau jika memungkinkan akan kubawa teleskopku naik ke dataran tinggi (aku lebih mengenal puncak gunung akhir-akhir ini). Tapi aku sadar, bintang terbesar di taraf jagad raya adalah relatif karena jagad raya selalu mengembang. Luas jagad raya sama tak terhingganya dengan hitungan angka. Mendengar teori nebula, perhitungan dengan rumus hubble dan beberapa hukum keppler. Pun sekelebat hukum relativitas einstein yang turut menginspirasi stephen hawking dalam pengembangan teori jagad raya yang mengembang. Aku kira kapasitas otak manusia lebih tak terhingga daripada luas tata surya. Beberapa hari ini aku kembali mengheningkan ingatanku dan mengkorelasikannya dalam struktur yang lebih mikro dan rumit, yaitu pola pikir manusia. Ketika luas tata surya lebih kecil sama dengan kapasitas perasaan manusia dan luas jagad raya sama tak terhin
Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami? Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan dan sebaliknya kehilangan banyak pula saat menemukan? Apalah arti cinta, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas yang seharusnya suci dan tak menuntut apapun? Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja (Tereliye dalam "Rindu")

Ikhlas salikh..how awesome anagram!!

Didalam sebuah kesabaran pasti ada sesuatu yang Allah simpan dengan baik, hingga hambanya sudah siap untuk menghadapi hal tersebut. Saya sendiri percaya,bahwa di dunia ini tidak ada orang ikhlas. Hanya ada sabar sebagai jembatan ikhlas. Mungkin kesabaran juga merupakan sebuah space yang Allah berikan untuk sejenak mengisi amunisi. Hingga akhirnya datang dengan hasil yang memuaskan dan membahagiakan. Mungkin itu adalah bagian ketika Allah sudah meluluskan ujian kesabaran itu hingga naik kelas dan memberikan pelajaran yang lebih berat, karena Allah rasa kita sudah mampu untuk menghadapinya dan menyelesaikan ujian tersebut dengan rapi. Yah paling tidak itulah sedikit gambaran tentang kesabaran. Allah Maha Tahu bagaimana skill kita dan tidak pernah Allah memberikan kesulitan diluar batas kemampuan kita untuk menyelesaikannya. Semua sudah mempunyai porsi sendiri-sendiri lah... Ada porsi ketika bayi sulit untuk berbicara dan hanya bisa menangis kehausan meminta susu, seorang anak yang kesul

Perempuan Harus Bekerja (?)

Nah, ini topik hangat yang tak boleh tersingkir untuk dibahas. Mengapa perempuan harus bekerja ketika kelak ia menikah? Beberapa calon suami atau suami itu sendiri banyak yang menginginkan istrinya tetap di rumah dan memegang kendali penuh sebagai sekretaris sekaligus bendahara rumah tangga (ibu rumah tangga). Kesepakatan ini diharamkan ketika hanya bertujuan untuk tujuan pribadi dan mendzolimi yang lain (eh, kok langsung menghakimi "haram" emang aku siapah?? T.T) ketika memang suatu kesepakatan tidak menjadikan yang lain baik atau salah satu dirugikan atas kesepakatan tersebut maka kesepakatan itu sangat mendzolimi hehe..Tapi tidak sepenuhnya seperti itu. Banyak laki-laki yang masih berpendapat seperti itu karena ingin melindungi sang istri dari fitnah luar, takut istrinya kecapekan kalo harus bekerja luar dan dalam atau takut istrinya tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban pelayanan terbaik di rumah. Saya pribadi adalah salah satu yang ingin bekerja saja ketika menikah. Beri

Kenangan bagian dari sejarah..save it well gaess

Sangat tidak bijak sekali ketika aku membungkam kenangan-kenangan silam yang toh mereka juga punya hak untuk bicara. Walaupun mereka seenaknya nyerocos soal sejarah-sejarah masa lalu yang notebene banyak yang menyakitkan dan tidak enak didengarkan telinga, nyatanya mereka juga ada di garda pinggiran ketika mimpi, ikhtiar dan doa (yang ada di garda terdepan) mulai menggiring si empu untuk berperang di medan peperangan. Ayolah, membuat sejarah juga tak mudah bung. Sejarah hanya akan dituliskan oleh orang yang menang. Mereka yang menang berhak untuk menghapuskan sejarah-sejarah orang yang terkalahkan. Bukankah bicara soal kenangan, nyatanya tak lepas dari sejarah juga kan? Orang-orang yang dekat mengenalku, berpikir bahwa aku memiliki pola pikir yang sulit. Mengakibatkan sifatku yang terlalu keras dan egois. Beberapa sahabat, teman dekat, pacar dan mantan pacar memberikan testimoni yang sama bahwa aku adalah pribadi yang sangat keras dan egois. Ada beberapa hal yang melatar belakangi pe

kapan nikah?? udah wisuda??

Hallo agustus...idhul fitri, baru beberapa minggu selesai. tapi bulan ini masih termasuk bulan syawal loh. Well, pertanyaan yang paling greget dan mulai menimbulkan sensitivitas luar biasa adalah 1. Kapan nikah? ya, bagi yang udah nikah sih pertanyaan ini bukan pertanyaan yang sensitif ya. Secara kalo ditanya langsung bisa jawab "kan udah nikah kemarin..blablabla". Nah, kalo yg ditanya sejenis mahasiswa labil semester tua yang sukanya galau memikirkan calon mantu yang baik buat orang tuanya kan bisa gawat. Ibarat gak ada ujan, gak ada angin tiba-tiba langsung bledeg terus turun ujannya kayak digebyur air 2 ember sekaligus dari atas. Nikah, yaps. Jujur, aku sendiri juga lagi pengen nikah muda hehe (tapi sama siapahh??? T.T) Ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan ini itu sebelum memutuskan menikah. Jadi, tidak hanya bayangan enaknya aja ketika menikah tapi nggak enaknya juga perlu dipikirkan loh. Enaknya menikah sih, (apalagi nikah muda) ya kemana2 ada orang yang d

PANTA REI

Aku berpikir bahwa tangan yang sedang kupegang sekarang ini akan merupakan tangan yang sama yang kupegang pada saat-saat terakhirku turun dari pendakian gunung dan pulang hingga sampai ke rumah dengan selamat, barangkali selama berjam-jam terus menerus hingga aku akhirnya lepas dan pergi. Kadang-kadang lebih terasa menyakitkan bagi manusia untuk kehilangan sesuatu yang disayanginya daripada tak pernah memilikinya sama sekali. But, life must go on babe...I know u're not right now (gak tau grammarnya salah atau benar hehe). Heraclitus dalam teorinya yang terkenal telah menghiburmu nak.."Panta rei" (sesuatunya akan mengalir) artinya tak ada suatu kejadian yang sama bakal terulang. Boleh galau, satu atau dua halaman menuliskan kisah kegalauanmu. It's okey! Itu bentuk apresiasi dan rasa syukur terhadap perasaanmu saat ini. Tapi tetap, planet berputar pada poros dan orbitnya masing2 mengelilingi pusat tata surya dalam keadaan yang tak sama seperti sebelumnya (pasti ada perb

Watu gajah 1 Desember 2014

Sekilas kuteringat tenda warna kuning yang kita dirikan kala itu di ketinggian 2500mdpl. Angin malam yang mengantarkan kita dan mencairkan kedekatan kita. Lelah yang sejenak terlepas dari pundak yang menjinjing carrier dan dari kaki yang berjalan lebih jauh. Suasana dimana hanya ada aku kamu dan Tuhan. Atau mungkin dengan setan-setan yang berkeliaran minta untuk diperhatikan. Api unggun yang menyala ditengah cuaca ekstrim watu gajah. Pergunjingan asyik tentang jati diri kita dan sejenak topik laila majnun menjadi majas perbincangan malam itu. Malam yang semakin larut waktu itu, kita putuskan untuk meniduri tenda kuning mungil yang kita dirikan ditengah bebatuan puncak merapi. Kita ucapkan selamat malam pada lampu kota yang biasa mereka sebut "bukit bintang". Aku tertidur disampingmu dan saling membelakangi. Kau panggil-panggil terus namaku, memastikan keadaanku baik-baik saja. Aku terbangun ditengah malam. Kutidur dipahamu dan kau berikan sleeping bagmu untukku. Aku tau kau j