Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

DESA ITU DAN DIRINYA :)

Ada apa dengan diriku saat ini?? terlalu membuang waktu dengan sia-sia akhir-akhir ini. Mungkin terpengaruh buku Salim A Fillah, tapi bukannya malah tergerak untuk semangat malah diliputi rasa galau.  Sesosok makhluk yang tak asing kembali mengarungi pikiranku. Ah, memikirkannya membuat pikiranku tergerak untuk merindukan desa itu saat ini. Kembali aku memikirkan desa yang telah aku sambangi kira-kira sebulan yang lalu. Terasa sekali sejuknya sesejuk aku memikirkannya. Memang desa itu dengan dirinya tak asing ibarat duri dan tubuh ikan. Aura desa itu benar tak asing, terasa tenang ketika aku memikirkannya lagi. Pernah aku berpikir untuk selalu menyambangi desa itu nantinya. Rindu tersendiri tepatnya. Hirupan embun pagi dan kedaannya yang asri. Memang aku sangat menikmati disana. Walaupun diselimuti galau tingkat dewa. Bayangan sepasang suami istri yang mengolah sawah disana. Di desa itu tepatnya, di depan rumahnya.  Konyol sekali diriku, aku tak pernah bercita-cita sebagai petani. T

Snail Story

aku menganalogikan diriku sebagai uang logam. Kelihatannya memang berharga, tetapi berhargakah aku jika aku hanya sekeping uang Rp 50,00? sedangkan teman-temanku adalah batu. Mereka kelihatannya memang tak berharga, tetapi apa tak berharga jika batu itu berupa marmer, berlian dan permata? Apa istimewanya uang logam Rp 50,00? berharga bagi kolektor? tidak juga, uang Rp 50,00 masih umum di masyarakat. Banyak yang punya, tapi mereka tak segan ingin membuangnya bahkan meninggalkan dan mengacuhkan, meyepelekan. Bagaimana uang Rp 50,00 bisa berguna dan berharga? Aku kira ini hanya masalah waktu. Tapi aku ingin berhaga dengan cepat, terlalu lama jika aku harus menunggu waktu. Jika tak ada akhir dari hidup, aku tak akan risau dengan batasan waktu. aku tak tau apa yang istimewa dari diriku. aku suka dengan siput. Mereka lemah. Tapi mereka tetap percaya diri dengan keindahan cangkangnya. Mereka tak bisa berlari dengan cepat, tetapi mereka akan berusaha mencapai apa yang dia inginkan. Yah, be

my right, my choise

Aku ingat beberapa hari yang lalu, aku duduk bersanding dengan ibukku menikmati suara kereta di stasiun purwosari. Ada sesuatu yang beda. Aku tertegun mengamati wajah cantiknya yang semakin tua. Tapi aku sadar, ia adalah seorang sahabat yang paling mengerti tentang diriku. Aku mencuri pandang, aku awasi agar ibukku tak tau bahwa aku sedang mengamati dirinya. Ia tetap saja acuh sambil menanti kereta yang akan tiba satu jam lagi. Berbagai obrolan santai, aku nikmati dengannya. Hingga suatu waktu, ia melihat seorang wanita yang cantik sedang berjalan dengan anggunnya melewati obrolan kami. Berkerudung, tapi sayang baju yang dikenakan menampakkan body nya yang aku akui lebih bagus dari body ku. Mengenakan high heels, dilengkapi dengan celana pencil press body . Yah, bisa dikatakan muslimah gaul gituh .. Ia berkata "nduk, liat tu..kakaknya cantik kan..pake busana muslimnya juga gaul.." Akupun beralih pandangan dari arah rel kereta  melihat wanita itu "kakaknya cantik sih b

the miracle of love (definition part)

Baru-baru ini topik yang sedang hangat dibicarakan di lingkungan sekitar (kost ku terutama hehe) adalah jodoh, cinta dan sejenisnya yang menyangkut hal itu. Tak asing sih, lagi pula toh sudah waktunya menikah (hehe). Ibuk juga tak henti-hentinya bertanya tentang siapa sih yang dekat denganku saat ini. Perlu diketahui, bahwa aku sendiri sudah merasa mendekati khatam menelaah cinta dan islam. Apalagi, aku sendiri belajar di sebuah universitas islam dimana tak henti-hentinya aku mendapatkan siraman rohani penyegar qolbu. Pernah suatu hari aku mendengarkan curahan hati dari seorang teman. Dari sebelumnya aku belum mengenal cinta dan islam dan setelah aku mengenal 2 kata itu, serasa berbeda ketika aku harus dituntut menjadi pendengar dan pemberi nasehat yang baik.Dia bercerita dari A sampai Z dimana penangkapanku tentang curahan hatinya adalah, ia mengartikan cinta terlalu sempit. "Aku pokoknya cinta sama dia titik. Aku gak mau kalo aku gak sama dia" katanya sih begitu. Untung saj

SEJUTA DATA BUDAYA

Tingkat diversitas kebudayaan Indonesia adalah yang tertinggi di dunia. Sayangnya, hal ini juga menjadikannya sangat rentan untuk mengalami kepunahan seandainya tidak ada mekanisme yang dapat mendukung dalam konservasi. Belum lagi masalah klaim budaya yang merupakan akibat dari minimnya proteksi terhadap elemen kebudayaan. Proteksi dan konservasi tidak dapat dilaksanakan seandainya tidak ada informasi atau data tentang budaya. Sejuta Data Budaya (SDB) adalah sebuah gerakan yang dilandasi kesadaran akan perlunya sebuah pendataan terhadap elemen kebudayaan yang ada di Indonesia. Situs www.budaya-indonesia.org diperuntukkan bagi dan menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia sebagai media untuk menggali, mengapresiasi, dan menjaga ketahanan kebudayaan tradisional Indonesia secara tidak tradisional ( preserving traditional culture untraditionally ). Manfaat Selain untuk mencapai pendataan budaya, gerakan Sejuta Data Budaya juga memiliki misi sebagai berikut:
lain kali, jika aku bertemu dengan orang lain sepertimu, aku tak akan lagi membuang no.handphonnya begitu saja lain kali, jika aku menerima sms dari orang itu, aku akan menanyainya apakah dia laki-laki atau perempuan lain kali, jika aku bertemu dengannya, aku tak akan memanggilnya mbak atau sejenisnya lain kali, jika aku ikut dalam pelatihannya,aku akan membawa selimut sendiri agar dia tak menawarkanku selimut lain kali, aku akan duduk di bus bagian paling belakang, agar dia tidak ada tempat untuk mendekatiku lain kali, jika dia selalu ada, aku tak akan menggenggam hatinya terlalu erat lain kali, akan kurumitkan tulisanku agar tak ada lagi yang membaca kepribadianku lewat tulisanku lain kali, jika dia memberi motivasi padaku, aku akan menyaringnya dan tak akan kuterima semua lain kali, akan kuberikan dia roti bukan coklat lain kali, aku tak akan melambaikan tanganku bila bertemu dengannya lain kali, aku akan pasang mata jeliku untuk mengenal siapa dirinya lain kali, aku te
Ketika karya telah berhenti di tengah jalan, tak tau akan dibawa kemana semua karya ini. Pengikraran terhadap suatu karya memang sulit, blog yang sudah lama dibuat -kira-kira tahun 2010- pun berhenti tanpa pengelolaan sedikitpun. Seharusnya lapag ini dapat dimanfaatkan untuk suatu karya yang agung. Tetapi ini terlalu sulit. Banyak faktor tentunya, salah satunya tata cara dan biaya untuk online. Tetapi sebagai mahasiswa kesulitan adalah sebuah rintangan yang diibaratkan adalah cipratan minyak dalam suatu penggorengan yang nikmat. Yah, memang sekarang berbeda, inilah proses metamorfosis. Sejenak memang menyadari bahwa ini adalah dunia mahasiswa. Dunia perjuangan yang penuh dengan karya yang bermanfaat dan agung tentunya. Dimana karya bukan lagi sekedar angan-angan dan cita, tetapi suatu usaha untuk bukti realisasi terhadap karya. Bukan sekedar membuat hipotesis yang mengada-ada tetapi perlu adanya suatu eksperimen mendalam. Tetapi terkadang bingung dengan identitas diri sebagai mahasiswa